Vaksin hepatitis B berfungsi untuk mencegah infeksi yang diakibatkan oleh virus hepatitis B (HBV). Vaksin tersebut bekerja dengan memicu tubuh untuk memproduksi antibodi.
Dengan mendapat vaksin hepatitis B, sebenarnya tubuh juga akan terhindar dari risiko kanker hati, yang menurut World Cancer Report 2014 merupakan kanker kedua yang paling banyak menyebabkan kematian. Demikian menurut penuturan Dr David Muljono, Kepala Penyakit Menular yang Sedang Timbul Lembaga Eijkman, Jakarta.
"Vaksin Hepatitis B dipandang merupakan vaksin antikanker pertama, sebab 60 hingga 80 persen kasus kanker hati disebabkan oleh hepatitis B kronis," terang dokter yang pernah mendapat penghargaan Satyalancana Karya Medal dari Presiden Indonesia itu.
Mereka yang direkomendasikan untuk mendapat vaksin tersebut adalah bayi yang baru lahir, anak-anak dan remaja berusia 19 tahun ke atas, serta orang dewasa yang tinggal di daerah rawan hepatitis B. Meski demikian, pemberian pada bayi lebih direkomendasikan. Vaksin tersebut biasanya diberikan dalam tiga dosis oleh dokter atau di bawah pengawasan dokter.
"Ini adalah cakupan global untuk melengkapi diberikannya tiga dosis vaksin kepada para bayi," terang David dalam Seminar Penelitian Inovatif Australia-Indonesia yang dihelat di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada pada Senin (5/5/2014).
Di Indonesia, tutur David, vaksinasi hepatitis telah dilakukan sejak tahun 1987 di Pulau Lombok. Pada tahun-tahun berikutnya, upaya tersebut merambah ke pulau-pulau lain dan kemudian menjadi program nasional pada tahun 1997. Sekitar tahun 2000, vaksinasi hepatitis B mulai dilakukan pada bayi yang baru lahir.
Sumber: Detik Health
Tidak ada komentar:
Posting Komentar